Minggu, 21 Maret 2010

BAIS Tentara Nasional Indonesia


Badan Intelijen Strategis (disingkat BAIS) TNI adalah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. BAIS bertugas untuk menyuplai analisis-analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan -biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang- kepada Panglima TNI dan Departemen Pertahanan.

BAIS berawal dari Pusat Psikologi Angkatan Darat (disingkat PSiAD) milik Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) untuk mengimbangi Biro Pusat Intelijen (BPI) di bawah pimpinan Subandrio, yang banyak menyerap PKI.


Sabtu, 06 Maret 2010

Direktorat Zeni Angkatan Darat


Direktorat Zeni Angkatan Darat (disingkat Ditziad) merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI Angkatan Darat, yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi Zeni dan Nubika TNI AD dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Zeni sebagai salah satu kecabangan di dalam TNI AD mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer Zeni, baik di daerah pertempuran maupun daerah pangkalan, sehingga Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi.

"Zeni" sendiri berasal dari bahasa Belanda Genie yang berarti pandai/banyak akalnya. Pada awal berdirinya Kesatuan Zeni kata Genie masih dipergunakan, namun seiring dengan perubahan Ejaan Yang Disempurnakan kata Genie di-Indonesiakan menjadi "Zeni". Kesatuan ini merupakan kesatuan standar militer di seluruh dunia karena perannya dalam pertempuran sejak zaman purba, karena pada intinya fungsi bantuan tempur Zeni adalah bersifat improvisasi, insidentil, dan menggunakan standar teknik yang khusus dikualifikasikan pada Satuan Zeni. Zeni Tempur sendiri secara umum baik di luar negri maupun di Indonesia mempunyai fungsi sebagai pasukan Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi).

Banpurzi diaplikasikan pada segala pekerjaan yang bersifat membantu gerak maju pasukan manuver, dan aksi menghambat gerak maju pasukan lawan, sedangkan Banminzi adalah segala upaya kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh prajurit Zeni di medan Tempur dalam rangka membantu pasukan manuver agar tetap dapat bertahan di luar perbekalan, peralatan, serta komunikasi, karena ketiga masalah ini menjadi tanggung jawab satuan korps perbekalan, korps peralatan, dan korps komunikasi. Bantuan Administrasi Zeni hanya bersifat kebutuhan yang bersifat taktis dan teknis di medan tempur. 9 tugas Pokok Zeni AD terdiri dari: Konstruksi, Destruksi, Rintangan, Samaran, Penyeberangan, Penyelidikan, Perkubuan, Penjinakan bahan peledak (Jihandak), serta Nuklir-Biologi-Kimia (Nubika)pasif.

Jumat, 26 Februari 2010

Batalyon Arhanud Ringan 1


Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Purwa Bajra Cakti (disingkat Yon Arhanudri 1/PBC) merupakan batalyon artileri pertahanan udara di bawah komando Divisi Infanteri 1/Kostrad. Didirikan pada tanggal 5 April 1950. Pada tanggal 5 Maret 1950, terjadi penyerahan meriam 40 MM SU MK I dan 40 MM SU MK II dari militer Belanda kepada Indonesia yang diterima oleh Lettu Art Ali Toha yang kemudian menjadi komandan batalyon pertama dengan personel 72 orang di daerah Tanjung Priok dan Pasar Baru. Selanjutnya disusun satu batalyon artileri penangkis serangan udara pada tanggal 5 April 1950 dengan nama Batalyon Artileri Brigade 23 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Yon Arhanud 1 dengan sesanti Purwa Bajra Cakti.

Sabtu, 20 Februari 2010

KOSTRAD

Kostrad yang merupakan singkatan dari Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat, adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kostrad memiliki pasukan berkisar antara 25.000 sampai 26.000 personil yang memiliki selalu siap untuk beroperasi atas perintah panglima TNI kapan saja. Cikal bakal Kostrad berasal ketika Indonesia pertama kali berurusan dengan isu kemerdekaan Irian Barat pada tahun 1960. Kostrad kemudian dibentuk pada 6 Maret 1961 bernama Korra-I/Caduad, berdasarkan surat keputusan Men/pangad No. ML/KPTS 54/3/1961. Sebagai kesatuan yang paling muda, Kostrad merupakan inti kekuatan Komando Mandala (operasi trikora atau pembebasan Irian Barat). Kemudian berganti nama menjadi Kostrad pada tahun 1963.

Mayor Jenderal Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden Indonesia) dipercaya sebagai orang pertama yang menjabat Panglima Kostrad (Pangkostrad). Pada tanggal 1 April 1998 Panglima Kostrad dijabat oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang merupakan anak mantu Soeharto.

Selama masa Orde Baru, Korps baret hijau ini tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia, seperti penumpasan G-30-S/PKI, Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People's Guerrilla Force) di Sarawak, PARAKU (North Kalimantan People's Force) di Kalimantan Utara dan Operasi Seroja di Timor Timur. Kostrad juga dilibatkan pada tingkat internasional dengan diberangkatkannya pasukan Garuda di Mesir (1973-1978) dan Vietnam (1973-1975) serta dalam operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990.

Tahun 1984 Pangkostrad bertanggung jawab langsung kepada Panglima ABRI dalam operasi-operasi pertahanan dan keamanan. Sekarang ini Kostrad memiliki kekuatan pasukan sekitar 35.000 sampai 40.000 tentara dengan dua divisi infantri yaitu Divisi Satu yang bermarkas di Cilodong, Jawa Barat dan Divisi Dua yang bermarkas di Singosari Kabupaten Malang Jawa Timur. Setiap divisi memiliki brigade lintas udara dan brigade infantri.

(sumber : http://id.wikipedia.org)

KORPS MARINIR

Terlahir dari patriotisme pemuda yang menginginkan patahnya belenggu kolonialisme, Korps Marinir sudah eksis sejak berkecamuknya perang merebut kemerdekaan. Setelah gema Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional Indonesia, Party Nasional Indonesia dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan BPKKP inilah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bagi pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai, lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang didirikan pada 10 September 1945

Pada 5 Oktober 1945 Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di mana BKR menjadi inti TKR. Dengan demikian BKR Laut pun berubah menjadi TKR Laut. TKR ini kemudian berkembang menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Pada 15 Nopember 1945 tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama Corps Mariniers (tanggal ini selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 Nopember 1975.

Seiring dengan berkembangnya jaman terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, penambahan kekuatan satuan baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.

Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada tahun 2004 di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir yakni dengan terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir.

Di masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk yang ideal baik dari segi kualitas maupun kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.

(sumber : www.marinir.mil.id)

KOPASSUS

Sejak Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda tgl 27 Desember 1949 dan beberapa Pemberontakan di wilayah Indonesia (APRA, Andi Azis, RMS) mengilhami dibentuknya Satuan Pemukul Fleksibel yang cepat dan tepat dalam menghadapi sasaran dan medan yang berat. Pembentukan Satuan tersebut dipelopori oleh Letkol Slamet Riyadi dan dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang sebagai Pejabat Panglima Tentara dan Teritorium-III/SLW.

Melalui Instruksi Panglima Tentara dan Terirorium-III/SLW tanggal 16 April 1952 dengan terbentuknya Kesatuan Komando Teritorium-III/SLW yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" :

  • Tahun 1953 diubah menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD)
  • Tanggal 25 Juli 1955 KKAD diubah menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKD)

  • Tahun 1956 dengan dibuka pendidikan terjun payung maka RPKD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)

  • Tanggal 12 Pebruari 1966 RPKAD diganti menjadi Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (PUSPASSUS TNI AD)
  • Tanggal 17 Pebruari 1970 PUSPASSUS TNI AD diubah menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha (KOPASANDHA)
  • Tanggal 21 Mei 1985 KOPASANDHA diubah menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS) s.d. sekarang
(sumber : www.kopassus.mil.id)